“Jalan
Terbaik”
Sinar
Mentari Pagi yang menghangatkan di Kota Wonosobo, menyambut kedatangan kami
berlima mahasiswa dan mahasiswi dari Kota Solo. Oh ya sebelumnya perkenalkan
nama gue Tiara, gue masih berstatus Mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi
Negeri yang ada di Kota Solo. Gue sekarang sudah memasuki semester 7 , dan di
semester yang sudah tua ini di kampus gue ada Tugas Wajib Kuliah Kerja Nyata
atau KKN semacam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. KKN ini
berlangsung selama 45 hari. Mahasiswa boleh memilih tempat KKN sendiri atau
ditentukan oleh Kampus. Dan gue tipe orang yang mau ribet dan pusing, yauda gue
pilih, pilihan yang kedua, yang mana tujuan KKN ditentukan oleh kampus, tiap
kelompok terdiri dari 5 – 7 Mahasiswa, dan kelompok tersebut terdiri dari Mahasiswa
dan Mahasiswi yang berbeda jurusan. Ini sudah ketentuan dari kampus.
Dan
pengumuman KKN tiba gue ditempatkan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Wonosobo,
benar saja gue liat di papan pengumuman gak ada nama yang gue kenal di kelompok
KKN tersebut. Gue dituntut harus beradaptasi dengan mereka semua.
Pemberangkatan kami sekitar tanggal 1 Januari
– 15 Februari 2018. Hari Pemberangkatan pun tiba, kami berkumpul di
kampus sekitar jam 6 pagi. Kemudian oleh panitia KKN dibacakan kelompoknya satu
per satu beserta nama – nama Mahasiswa yang ada dalam kelompok tersebut.
Setelah itu para Mahasiswa diberi komando untuk berkumpul sesuai dengan
kelompoknya. Disitu gue masih asing dengan orang – orangnya, kelompok gue
terdiri dari 5 orang yaitu Gue sendiri Tiara dari akuntansi, terus Rani dan Tia
dari jurusan hukum, Tito dari jurusan Pertanian, dan Rendra dari Jurusan Mesin.
Meskipun
Rani dan Tia berasal dari jurusan yang sama, tapi mereka pun sebelumnya belum
kenal juga, lalu kami memperkenalkan diri secara bergiliran. Waktu menunjukkan
jam 8 bus pun sudah datang dan kami langsung diarahkan oleh panita untuk
menaiki bus yang tujuannya ke Wonosobo, perjalanan dari kota Solo ke Wonosobo
memakan waktu sekitar 7 – 8 jam. Kami tiba di Wonosobo sudah siang menjelang ke
sore sekitar asar. Perjalanan yang sangat melelahkan bagi gue.
Kami
tiba di sebuah desa di Wonogiri, namanya Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang,
Kabupaten Wonosobo, sebuah desa yang asri dengan kesejukan dan keindahan
alamnya yang sangat menawan. Disana kami sebagai Mahasiswa harus memberikan
kontribusi kerja nyata dan pengabdian serta kerja sama dengan masyarakat desa
dalam membangun desanya lebih baik dan maju, sebagai wujud dari Tri Dharma
Perguruan Tinggi.
Disana
kami mulai mengikuti berbagai kegiatan di desa tersebut. Salah satu program KKN
kami yaitu Bimbingan Belajar untuk anak – anak kecil disana, yang kami beri
nama sinau bareng anak desa Erorejo, kami belajar dan bermain bersama dengan
anak – anak desa erorejo, kami berlima mengulang dan mengajar anak – anak
disana. Kami membantu dan ikut serta berbagai program kerja desa, mencurahkan
ide, pikiran dan gagasan – gagasan baru untuk membangun dan memajukan desa
tersebut.
Selama
empat puluh lima hari disana, gue dan teman – teman gue mendapatkan banyak pengalaman
dan pembelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat. KKN membuat kami semakin
belajar untuk bersyukur atas kehidupan yang sudah kami miliki sekarang. KKN
yang awalnya gue rasa enggak bakalan betah dan penuh rintangan, ternyata seru,
asyik, menantang dan menginspirasi, banyak hal positif yang gue dapat.
Dan
ada satu lagi hal yang membuat gue kepikiran dan galau, KKN yang meninggalkan
banyak kenangan suka dan duka. Di kelompok tim KKN gue ada seorang makhuk yang
sangat menyebalkan dan membuat kesel gue, gimana nggak bikin jengkel dia hobby
banget dan paling seneng ngejahilin dan nge bully gue yang namanya Rendra si
mister Bully. Ya Tuhan… ngimpi apa gue dipertemukan di satu tim dengan sosok
tersebut. Gue kadang berpikir kenapa kok dia seneng banget ngajak berantem
gue.. kata temen – temen gue karna si Rendra diam – diam naksir sama gue, dia
nutupin rasa suka dengan nge bully gue… Waktu temen gue bilang kayak begitu,
gue sempet gak percaya banget, gimana bisa coba ??
Lalu,
di hari – hari terakhir KKN, sebelum kami berlima balik ke Solo, si Rendra pun
memberi pengakuan yang membuat gue sangat terkejut dan nggak percaya, dia
membawa gue ke suatu tempat, tempat yang indah banget di desa Erorejo… dan
disitu singkat cerita Rendra nembak gue, dan menyatakan perasaanya bahwa dia
suka sama gue, dia bilang minta maaf
kalo selama berlangsung KKN dia sering ngebully gue. dan saat itu gue
merasa bingung dan kaget harus jawab apa.. gue terima apa enggak. Tanpa
berpikir panjang, gue pun langsung nerima Rendra jadi pacar gue. gue sempat gak
percaya kok gue dengan segampang dan tanpa pikir panjang nerima si Rendra.
Jujur gue juga ada fill sama Rendra, bisa dikatain benci bilang cinta. Awalnya
membenci dia, tanpa disadari rasa benci tersebut pudar dan berganti menjadi
rasa suka.
Setelah
kami KKN, kami melanjutkan aktivitas kami masing – masing, begitu juga dengan
gue dan Rendra, kami jadi begitu sangat dekat dan selalu menghabiskan waktu
bersama, Rendra berubah 180 derajat yang tadinya hobby banget ngebully gue,
sekarang perhatian dan sayang banget sama gue, apapun permintaan dan keinginan
gue psti dia turutin, begitu juga sebaliknya. Jujur kami saling mencintai dan
menyayangi satu sama lain. Sampai akhirnya kami berdua lulus kuliah kami masih
tetap berhubungan. Kemudian Rendra mencoba melamar pekerjaan di Jakarta dan gue
pun selalu ikut menemaninya. Alhamdulillah rendra pun diterima di salah satu
perusahaan di Jakarta. Gue pun mengikuti langkah Rendra mengambil peruntungan
dan melamar pekerjaan di Jakarta, dan gue diterima dan bekerja di salah satu
perusahaan asuransi. Kami di Jakarta sama – sama nge kost. Setiap weekendlah
jadwal kami bertemu dan dan menghabiskan quality time bersama. dan itu tidak
bisa diganggu gugat. Dan kami setiap hari selalu menantikan hari weekend itu. Kami berdua sangat bahagia dengan hubungan
ini.
Tidak
terasa hubungan kami sudah berjalan hampir kurang lebih 7 tahun mulai saat kami
KKN dulu sampai sekarang. Saat kami bertemu untuk saling melepas rindu, gue dan
Rendra selalu membuat rencana dan menyusun masa depan kami berdua. Mulai dari
setelah nikah kami mau tinggal dimana, punya anak berapa, nikah dimana,… tapi
ada satu hal yang gue tanyakan pada Rendra, pertanyaan yang tiba – tiba membuat
dia sedih kalo gue Tanya tentang hal itu ke dia tentang perbedaan yang ada
diantara kami, Gue dan Rendra sebenarnya menjalani hubungan ini sangat enjoy
tapi serius, Cuma ada satu hal yang masih menjadi halangan kami untuk dapat
bersatu, yaitu keyakinan kami, dan perbedaan lainnya, Rendra keturunan Chinesee
dan Gue yang Javanesse
Selama
7 tahun hubungan kami berlangsung kami sebenarnya sadar bahwa ada dinding
pemisah antara kami, yang sangat sulit ditembus dalam hubungan kami. Tapi gue
dan Rendra terbutakan dan terhanyut akan cinta kami, cinta yang sebenarnya
semu. Aku dan rendra sangat berpegang teguh dengan keyakinan kami masing -
masing. Tapi lama – kelamaan gue mulai bimbang dan merasa galau, memikirkan
hubungan gue dan rendra, hubungan yang mau dibawa kearah mana, yang masih belum
jelas, bagai kapal yang terombang – ambing oleh badai di tengah lautan tanpa
arah dan tujuan.
Sebenarnya
gue juga sudah akrab dengan keluarga Rendra, begitupun juga Rendra. Saat
lebaran idul fitri datang, Rendra pun berkunjung ke rumah gue untuk silaturahmi
dan merayakan bersama keluarga gue. begitu juga dengan gue saat moment Natal
tiba gue selalu bertandang ke rumah Rendra untuk merayakan Natal bersama,
Keluarga Rendra pun sangat menerima dan menyambut saya dengan senang hati,
meskipun tau bahwa kami berbeda keyakinan.
Gue
terus mendapat tekanan dari keluarga terutama Ayah Gue, beliau ingin gue segera
menikah, karena mengingat umur gue yang hampir memasuki kepala tiga. Ayah gue mempertanyakan
kelanjutan hubungan gue dengan Rendra., gue pun beranikan diri untuk menanyakan
hal ini kepada Rendra lagi, gue katakan pada dia bahwa Ayah gue menunggu
kepastian dari hubungan kita. Dan gue pun katakan pada Rendra bahwa Ayah gue
akan merestui hubungan kita jika Rendra berpindah agama mengikuti keyakinan
yang gue anut, tapi dia Rendra pun tidak memberi keputusan apapun terkait hal
tersebut, dia masih berpegang teguh terhadap keyakinan dia. Begitupun juga
dengan gue yang juga masih berpegang teguh dengan keyakinan gue. Bagi gue
pantang berpindah agama, dan juga mengorbankan keimanan gue.`
Saat
itu juga, gue mulai menyadari, jika Rendra mencintai dan menyayangi gue,
harusnya dia mau berkorban demi hubungan kami, nyatanya dia menyerah dan tidak
ingin berjuang mempertahankan hubungan kami, lalu apa yang terlintas di
benaknya selama 7 tahun hubungan kami, gue nggak habis piker, gue selalu
dijanjikan dengan janji – janji manis dia katanya dia ingin menghabiskan sisa
hidup dengan gue dan menikahi gue, nyatanya..
Gue
mulai sangat stress dan frustrasi, gimana pacar yang gue cintai selama ini,
yang sangat gue sayang selama 7 tahun ini ternyata dia bukan lelaki sejati, dia
nyerah dan tidak mau memperjuangkan lagi, sejak saat itu gue mulai memikirkan
nasib masa depan gue, gue nggak mungkin harus menunggu lagi kepastian dari
Rendra, karena gue rasa cukup waktu sabar dan menunggu untuk hubungan kami,
mendengar hal tersebut Ayah saya langsung menyuruh gue untuk memutuskan
hubungan gue dengan Rendra, dengan sangat berat hati dan perasaan luka yang
mendalam saya pun dengan Rendra akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan
kami. Dan memilih jalan masing – masing.
Hari dimana Sejak saya putus dengan nya saya sangat galau dan sedih, 7 tahun
kebersamaan kami, 7 tahun waktu yang saya habiskan dengannya yang berakhir
sangat menyedihkan dan sia – sia, yang tidak sesuai dengan harapan gue… gue
sangat hampir stress dan frustasi dengan keadaaan gue.. dimana gue harus
berpisah dengan orang yang mengisi relung hati dan hari - hari gue selama 7
tahun. Berpisah dengan orang yang sangat gue cintai.
Gue
berusaha untuk kuat dan tegar dan melanjutkan hidup gue, setelah gue putus
dengannya, gue lebih sering memilih dan menyendiri, mencari ketenangan untuk diri gue, gue semakin
mendekatkan diri kepada sang pemberi kehidupan, gue mengadu dan mencurahkan
segala masalah yang ada di hidup gue. gue sadar mungkin ini Jalan Terbaik yang
diputuskan Allah untuk hubungan Gue sama Rendra,Allah nggak ingin gue semakin
tersesat dan hilang arah, Allah masih menyayangi gue, Gue sadar selama ini gue
kurang mengingatnya dan beribadah kepadaNya, sejak saat putus itu gue semakin
ingin mengenal sang Pencipta mencari ketenangan dan ketentraman untuk hati dan
batin gue.
Karena dinding tersebut tidak akan pernah bisa
ditembus dan bersatu, gue berusaha untuk bangkit dan melupakan Rendra, jujur
itu tidak mudah tetap masih ada luka di hati gue. gue berusaha menjalai hari –
hari gue dengan normal kembali, namun setelah gue berpisah selama 9 bulan, yang
membuat kaget dan bahkan tidak percaya setelah 2 bulan kami putus, dia sudah
punya tambatan hati baru, gue ngak habis pikir sama Rendra, betapa mudahnya dia
melupakan gue dan langsung punya pengganti gue. Disaat gue rasa sakit itu masih
begitu menusuk dan masih sulit untuk pudar, semakin tersadar apa selama 7 tahun
hubungan kami dulu dia nggak benar – benar cinta sama gue, mulai saat itu gue
sangat bersyukur kepada Allah karena telah memisahkan gue dengan Rendra.
Alhamdulillah
hidayah Allah datang kepada gue, sekarang
gue memutuskan untuk berhijrah dengan memutuskan untuk mengenakan hijab, tidak
berpakaian seperti dulu lagi, yang tidak menutup aurat, gue ingin mendalami dan
menjalankan apa yang diperintahkan Allah oleh umatnya, gue ingin menjadi
pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi wanita shalihah. Karena hanya Allah
yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk hambaNya, hanya dia sang pemilik
scenario kehidupan. Ada hikmah yang luar biasa yang gue dapatkan selepas masalah
itu.
Gue
berharap suatu saat dipertemukan dengan jodoh terbaik gue, jodoh yang sholeh,
membimbing gue kearah jalan yang benar, jalan ketaatan dan selalu mengingatkan
tentang sang Pencipta. Yang sama – sama berusaha untuk berhijrah menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Gue yang kita jika ada seseorang yang Allah
persiapkan untuk bersama saya kelak, Jodoh terbaik dari Allah… Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar