KONTAK PENCARIAN




“Jalan Terbaik”
Sinar Mentari Pagi yang menghangatkan di Kota Wonosobo, menyambut kedatangan kami berlima mahasiswa dan mahasiswi dari Kota Solo. Oh ya sebelumnya perkenalkan nama gue Tiara, gue masih berstatus Mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Solo. Gue sekarang sudah memasuki semester 7 , dan di semester yang sudah tua ini di kampus gue ada Tugas Wajib Kuliah Kerja Nyata atau KKN semacam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. KKN ini berlangsung selama 45 hari. Mahasiswa boleh memilih tempat KKN sendiri atau ditentukan oleh Kampus. Dan gue tipe orang yang mau ribet dan pusing, yauda gue pilih, pilihan yang kedua, yang mana tujuan KKN ditentukan oleh kampus, tiap kelompok terdiri dari 5 – 7 Mahasiswa, dan kelompok tersebut terdiri dari Mahasiswa dan Mahasiswi yang berbeda jurusan. Ini sudah ketentuan dari kampus.
Dan pengumuman KKN tiba gue ditempatkan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Wonosobo, benar saja gue liat di papan pengumuman gak ada nama yang gue kenal di kelompok KKN tersebut. Gue dituntut harus beradaptasi dengan mereka semua. Pemberangkatan kami sekitar tanggal 1 Januari  – 15 Februari 2018. Hari Pemberangkatan pun tiba, kami berkumpul di kampus sekitar jam 6 pagi. Kemudian oleh panitia KKN dibacakan kelompoknya satu per satu beserta nama – nama Mahasiswa yang ada dalam kelompok tersebut. Setelah itu para Mahasiswa diberi komando untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Disitu gue masih asing dengan orang – orangnya, kelompok gue terdiri dari 5 orang yaitu Gue sendiri Tiara dari akuntansi, terus Rani dan Tia dari jurusan hukum, Tito dari jurusan Pertanian, dan Rendra dari Jurusan Mesin.
Meskipun Rani dan Tia berasal dari jurusan yang sama, tapi mereka pun sebelumnya belum kenal juga, lalu kami memperkenalkan diri secara bergiliran. Waktu menunjukkan jam 8 bus pun sudah datang dan kami langsung diarahkan oleh panita untuk menaiki bus yang tujuannya ke Wonosobo, perjalanan dari kota Solo ke Wonosobo memakan waktu sekitar 7 – 8 jam. Kami tiba di Wonosobo sudah siang menjelang ke sore sekitar asar. Perjalanan yang sangat melelahkan bagi gue.
Kami tiba di sebuah desa di Wonogiri, namanya Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, sebuah desa yang asri dengan kesejukan dan keindahan alamnya yang sangat menawan. Disana kami sebagai Mahasiswa harus memberikan kontribusi kerja nyata dan pengabdian serta kerja sama dengan masyarakat desa dalam membangun desanya lebih baik dan maju, sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Disana kami mulai mengikuti berbagai kegiatan di desa tersebut. Salah satu program KKN kami yaitu Bimbingan Belajar untuk anak – anak kecil disana, yang kami beri nama sinau bareng anak desa Erorejo, kami belajar dan bermain bersama dengan anak – anak desa erorejo, kami berlima mengulang dan mengajar anak – anak disana. Kami membantu dan ikut serta berbagai program kerja desa, mencurahkan ide, pikiran dan gagasan – gagasan baru untuk membangun dan memajukan desa tersebut.
Selama empat puluh lima hari disana, gue dan teman – teman gue mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat. KKN membuat kami semakin belajar untuk bersyukur atas kehidupan yang sudah kami miliki sekarang. KKN yang awalnya gue rasa enggak bakalan betah dan penuh rintangan, ternyata seru, asyik, menantang dan menginspirasi, banyak hal positif yang gue dapat.
Dan ada satu lagi hal yang membuat gue kepikiran dan galau, KKN yang meninggalkan banyak kenangan suka dan duka. Di kelompok tim KKN gue ada seorang makhuk yang sangat menyebalkan dan membuat kesel gue, gimana nggak bikin jengkel dia hobby banget dan paling seneng ngejahilin dan nge bully gue yang namanya Rendra si mister Bully. Ya Tuhan… ngimpi apa gue dipertemukan di satu tim dengan sosok tersebut. Gue kadang berpikir kenapa kok dia seneng banget ngajak berantem gue.. kata temen – temen gue karna si Rendra diam – diam naksir sama gue, dia nutupin rasa suka dengan nge bully gue… Waktu temen gue bilang kayak begitu, gue sempet gak percaya banget, gimana bisa coba ??
Lalu, di hari – hari terakhir KKN, sebelum kami berlima balik ke Solo, si Rendra pun memberi pengakuan yang membuat gue sangat terkejut dan nggak percaya, dia membawa gue ke suatu tempat, tempat yang indah banget di desa Erorejo… dan disitu singkat cerita Rendra nembak gue, dan menyatakan perasaanya bahwa dia suka sama gue, dia bilang minta maaf  kalo selama berlangsung KKN dia sering ngebully gue. dan saat itu gue merasa bingung dan kaget harus jawab apa.. gue terima apa enggak. Tanpa berpikir panjang, gue pun langsung nerima Rendra jadi pacar gue. gue sempat gak percaya kok gue dengan segampang dan tanpa pikir panjang nerima si Rendra. Jujur gue juga ada fill sama Rendra, bisa dikatain benci bilang cinta. Awalnya membenci dia, tanpa disadari rasa benci tersebut pudar dan berganti menjadi rasa suka.
Setelah kami KKN, kami melanjutkan aktivitas kami masing – masing, begitu juga dengan gue dan Rendra, kami jadi begitu sangat dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama, Rendra berubah 180 derajat yang tadinya hobby banget ngebully gue, sekarang perhatian dan sayang banget sama gue, apapun permintaan dan keinginan gue psti dia turutin, begitu juga sebaliknya. Jujur kami saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Sampai akhirnya kami berdua lulus kuliah kami masih tetap berhubungan. Kemudian Rendra mencoba melamar pekerjaan di Jakarta dan gue pun selalu ikut menemaninya. Alhamdulillah rendra pun diterima di salah satu perusahaan di Jakarta. Gue pun mengikuti langkah Rendra mengambil peruntungan dan melamar pekerjaan di Jakarta, dan gue diterima dan bekerja di salah satu perusahaan asuransi. Kami di Jakarta sama – sama nge kost. Setiap weekendlah jadwal kami bertemu dan dan menghabiskan quality time bersama. dan itu tidak bisa diganggu gugat. Dan kami setiap hari selalu menantikan hari weekend itu.  Kami berdua sangat bahagia dengan hubungan ini.
Tidak terasa hubungan kami sudah berjalan hampir kurang lebih 7 tahun mulai saat kami KKN dulu sampai sekarang. Saat kami bertemu untuk saling melepas rindu, gue dan Rendra selalu membuat rencana dan menyusun masa depan kami berdua. Mulai dari setelah nikah kami mau tinggal dimana, punya anak berapa, nikah dimana,… tapi ada satu hal yang gue tanyakan pada Rendra, pertanyaan yang tiba – tiba membuat dia sedih kalo gue Tanya tentang hal itu ke dia tentang perbedaan yang ada diantara kami, Gue dan Rendra sebenarnya menjalani hubungan ini sangat enjoy tapi serius, Cuma ada satu hal yang masih menjadi halangan kami untuk dapat bersatu, yaitu keyakinan kami, dan perbedaan lainnya, Rendra keturunan Chinesee dan Gue yang Javanesse
Selama 7 tahun hubungan kami berlangsung kami sebenarnya sadar bahwa ada dinding pemisah antara kami, yang sangat sulit ditembus dalam hubungan kami. Tapi gue dan Rendra terbutakan dan terhanyut akan cinta kami, cinta yang sebenarnya semu. Aku dan rendra sangat berpegang teguh dengan keyakinan kami masing - masing. Tapi lama – kelamaan gue mulai bimbang dan merasa galau, memikirkan hubungan gue dan rendra, hubungan yang mau dibawa kearah mana, yang masih belum jelas, bagai kapal yang terombang – ambing oleh badai di tengah lautan tanpa arah dan tujuan.
Sebenarnya gue juga sudah akrab dengan keluarga Rendra, begitupun juga Rendra. Saat lebaran idul fitri datang, Rendra pun berkunjung ke rumah gue untuk silaturahmi dan merayakan bersama keluarga gue. begitu juga dengan gue saat moment Natal tiba gue selalu bertandang ke rumah Rendra untuk merayakan Natal bersama, Keluarga Rendra pun sangat menerima dan menyambut saya dengan senang hati, meskipun tau bahwa kami berbeda keyakinan.
Gue terus mendapat tekanan dari keluarga terutama Ayah Gue, beliau ingin gue segera menikah, karena mengingat umur gue yang hampir memasuki kepala tiga. Ayah gue mempertanyakan kelanjutan hubungan gue dengan Rendra., gue pun beranikan diri untuk menanyakan hal ini kepada Rendra lagi, gue katakan pada dia bahwa Ayah gue menunggu kepastian dari hubungan kita. Dan gue pun katakan pada Rendra bahwa Ayah gue akan merestui hubungan kita jika Rendra berpindah agama mengikuti keyakinan yang gue anut, tapi dia Rendra pun tidak memberi keputusan apapun terkait hal tersebut, dia masih berpegang teguh terhadap keyakinan dia. Begitupun juga dengan gue yang juga masih berpegang teguh dengan keyakinan gue. Bagi gue pantang berpindah agama, dan juga mengorbankan keimanan gue.`  
Saat itu juga, gue mulai menyadari, jika Rendra mencintai dan menyayangi gue, harusnya dia mau berkorban demi hubungan kami, nyatanya dia menyerah dan tidak ingin berjuang mempertahankan hubungan kami, lalu apa yang terlintas di benaknya selama 7 tahun hubungan kami, gue nggak habis piker, gue selalu dijanjikan dengan janji – janji manis dia katanya dia ingin menghabiskan sisa hidup dengan gue dan menikahi gue, nyatanya..
Gue mulai sangat stress dan frustrasi, gimana pacar yang gue cintai selama ini, yang sangat gue sayang selama 7 tahun ini ternyata dia bukan lelaki sejati, dia nyerah dan tidak mau memperjuangkan lagi, sejak saat itu gue mulai memikirkan nasib masa depan gue, gue nggak mungkin harus menunggu lagi kepastian dari Rendra, karena gue rasa cukup waktu sabar dan menunggu untuk hubungan kami, mendengar hal tersebut Ayah saya langsung menyuruh gue untuk memutuskan hubungan gue dengan Rendra, dengan sangat berat hati dan perasaan luka yang mendalam saya pun dengan Rendra akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan kami. Dan memilih jalan  masing – masing. Hari dimana Sejak saya putus dengan nya saya sangat galau dan sedih, 7 tahun kebersamaan kami, 7 tahun waktu yang saya habiskan dengannya yang berakhir sangat menyedihkan dan sia – sia, yang tidak sesuai dengan harapan gue… gue sangat hampir stress dan frustasi dengan keadaaan gue.. dimana gue harus berpisah dengan orang yang mengisi relung hati dan hari - hari gue selama 7 tahun. Berpisah dengan orang yang sangat gue cintai.
Gue berusaha untuk kuat dan tegar dan melanjutkan hidup gue, setelah gue putus dengannya, gue lebih sering memilih dan menyendiri,  mencari ketenangan untuk diri gue, gue semakin mendekatkan diri kepada sang pemberi kehidupan, gue mengadu dan mencurahkan segala masalah yang ada di hidup gue. gue sadar mungkin ini Jalan Terbaik yang diputuskan Allah untuk hubungan Gue sama Rendra,Allah nggak ingin gue semakin tersesat dan hilang arah, Allah masih menyayangi gue, Gue sadar selama ini gue kurang mengingatnya dan beribadah kepadaNya, sejak saat putus itu gue semakin ingin mengenal sang Pencipta mencari ketenangan dan ketentraman untuk hati dan batin gue.
 Karena dinding tersebut tidak akan pernah bisa ditembus dan bersatu, gue berusaha untuk bangkit dan melupakan Rendra, jujur itu tidak mudah tetap masih ada luka di hati gue. gue berusaha menjalai hari – hari gue dengan normal kembali, namun setelah gue berpisah selama 9 bulan, yang membuat kaget dan bahkan tidak percaya setelah 2 bulan kami putus, dia sudah punya tambatan hati baru, gue ngak habis pikir sama Rendra, betapa mudahnya dia melupakan gue dan langsung punya pengganti gue. Disaat gue rasa sakit itu masih begitu menusuk dan masih sulit untuk pudar, semakin tersadar apa selama 7 tahun hubungan kami dulu dia nggak benar – benar cinta sama gue, mulai saat itu gue sangat bersyukur kepada Allah karena telah memisahkan gue dengan Rendra.
Alhamdulillah hidayah Allah datang kepada gue,  sekarang gue memutuskan untuk berhijrah dengan memutuskan untuk mengenakan hijab, tidak berpakaian seperti dulu lagi, yang tidak menutup aurat, gue ingin mendalami dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah oleh umatnya, gue ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi wanita shalihah. Karena hanya Allah yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk hambaNya, hanya dia sang pemilik scenario kehidupan. Ada hikmah yang luar biasa yang gue dapatkan selepas masalah itu.
Gue berharap suatu saat dipertemukan dengan jodoh terbaik gue, jodoh yang sholeh, membimbing gue kearah jalan yang benar, jalan ketaatan dan selalu mengingatkan tentang sang Pencipta. Yang sama – sama berusaha untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Gue yang kita jika ada seseorang yang Allah persiapkan untuk bersama saya kelak, Jodoh terbaik dari Allah… Aamiin…

Cinta dan Prulalisme




“Jalan Terbaik”
Sinar Mentari Pagi yang menghangatkan di Kota Wonosobo, menyambut kedatangan kami berlima mahasiswa dan mahasiswi dari Kota Solo. Oh ya sebelumnya perkenalkan nama gue Tiara, gue masih berstatus Mahasiswi dari salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Kota Solo. Gue sekarang sudah memasuki semester 7 , dan di semester yang sudah tua ini di kampus gue ada Tugas Wajib Kuliah Kerja Nyata atau KKN semacam bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. KKN ini berlangsung selama 45 hari. Mahasiswa boleh memilih tempat KKN sendiri atau ditentukan oleh Kampus. Dan gue tipe orang yang mau ribet dan pusing, yauda gue pilih, pilihan yang kedua, yang mana tujuan KKN ditentukan oleh kampus, tiap kelompok terdiri dari 5 – 7 Mahasiswa, dan kelompok tersebut terdiri dari Mahasiswa dan Mahasiswi yang berbeda jurusan. Ini sudah ketentuan dari kampus.
Dan pengumuman KKN tiba gue ditempatkan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di Wonosobo, benar saja gue liat di papan pengumuman gak ada nama yang gue kenal di kelompok KKN tersebut. Gue dituntut harus beradaptasi dengan mereka semua. Pemberangkatan kami sekitar tanggal 1 Januari  – 15 Februari 2018. Hari Pemberangkatan pun tiba, kami berkumpul di kampus sekitar jam 6 pagi. Kemudian oleh panitia KKN dibacakan kelompoknya satu per satu beserta nama – nama Mahasiswa yang ada dalam kelompok tersebut. Setelah itu para Mahasiswa diberi komando untuk berkumpul sesuai dengan kelompoknya. Disitu gue masih asing dengan orang – orangnya, kelompok gue terdiri dari 5 orang yaitu Gue sendiri Tiara dari akuntansi, terus Rani dan Tia dari jurusan hukum, Tito dari jurusan Pertanian, dan Rendra dari Jurusan Mesin.
Meskipun Rani dan Tia berasal dari jurusan yang sama, tapi mereka pun sebelumnya belum kenal juga, lalu kami memperkenalkan diri secara bergiliran. Waktu menunjukkan jam 8 bus pun sudah datang dan kami langsung diarahkan oleh panita untuk menaiki bus yang tujuannya ke Wonosobo, perjalanan dari kota Solo ke Wonosobo memakan waktu sekitar 7 – 8 jam. Kami tiba di Wonosobo sudah siang menjelang ke sore sekitar asar. Perjalanan yang sangat melelahkan bagi gue.
Kami tiba di sebuah desa di Wonogiri, namanya Desa Erorejo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, sebuah desa yang asri dengan kesejukan dan keindahan alamnya yang sangat menawan. Disana kami sebagai Mahasiswa harus memberikan kontribusi kerja nyata dan pengabdian serta kerja sama dengan masyarakat desa dalam membangun desanya lebih baik dan maju, sebagai wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Disana kami mulai mengikuti berbagai kegiatan di desa tersebut. Salah satu program KKN kami yaitu Bimbingan Belajar untuk anak – anak kecil disana, yang kami beri nama sinau bareng anak desa Erorejo, kami belajar dan bermain bersama dengan anak – anak desa erorejo, kami berlima mengulang dan mengajar anak – anak disana. Kami membantu dan ikut serta berbagai program kerja desa, mencurahkan ide, pikiran dan gagasan – gagasan baru untuk membangun dan memajukan desa tersebut.
Selama empat puluh lima hari disana, gue dan teman – teman gue mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran yang sangat berharga dan bermanfaat. KKN membuat kami semakin belajar untuk bersyukur atas kehidupan yang sudah kami miliki sekarang. KKN yang awalnya gue rasa enggak bakalan betah dan penuh rintangan, ternyata seru, asyik, menantang dan menginspirasi, banyak hal positif yang gue dapat.
Dan ada satu lagi hal yang membuat gue kepikiran dan galau, KKN yang meninggalkan banyak kenangan suka dan duka. Di kelompok tim KKN gue ada seorang makhuk yang sangat menyebalkan dan membuat kesel gue, gimana nggak bikin jengkel dia hobby banget dan paling seneng ngejahilin dan nge bully gue yang namanya Rendra si mister Bully. Ya Tuhan… ngimpi apa gue dipertemukan di satu tim dengan sosok tersebut. Gue kadang berpikir kenapa kok dia seneng banget ngajak berantem gue.. kata temen – temen gue karna si Rendra diam – diam naksir sama gue, dia nutupin rasa suka dengan nge bully gue… Waktu temen gue bilang kayak begitu, gue sempet gak percaya banget, gimana bisa coba ??
Lalu, di hari – hari terakhir KKN, sebelum kami berlima balik ke Solo, si Rendra pun memberi pengakuan yang membuat gue sangat terkejut dan nggak percaya, dia membawa gue ke suatu tempat, tempat yang indah banget di desa Erorejo… dan disitu singkat cerita Rendra nembak gue, dan menyatakan perasaanya bahwa dia suka sama gue, dia bilang minta maaf  kalo selama berlangsung KKN dia sering ngebully gue. dan saat itu gue merasa bingung dan kaget harus jawab apa.. gue terima apa enggak. Tanpa berpikir panjang, gue pun langsung nerima Rendra jadi pacar gue. gue sempat gak percaya kok gue dengan segampang dan tanpa pikir panjang nerima si Rendra. Jujur gue juga ada fill sama Rendra, bisa dikatain benci bilang cinta. Awalnya membenci dia, tanpa disadari rasa benci tersebut pudar dan berganti menjadi rasa suka.
Setelah kami KKN, kami melanjutkan aktivitas kami masing – masing, begitu juga dengan gue dan Rendra, kami jadi begitu sangat dekat dan selalu menghabiskan waktu bersama, Rendra berubah 180 derajat yang tadinya hobby banget ngebully gue, sekarang perhatian dan sayang banget sama gue, apapun permintaan dan keinginan gue psti dia turutin, begitu juga sebaliknya. Jujur kami saling mencintai dan menyayangi satu sama lain. Sampai akhirnya kami berdua lulus kuliah kami masih tetap berhubungan. Kemudian Rendra mencoba melamar pekerjaan di Jakarta dan gue pun selalu ikut menemaninya. Alhamdulillah rendra pun diterima di salah satu perusahaan di Jakarta. Gue pun mengikuti langkah Rendra mengambil peruntungan dan melamar pekerjaan di Jakarta, dan gue diterima dan bekerja di salah satu perusahaan asuransi. Kami di Jakarta sama – sama nge kost. Setiap weekendlah jadwal kami bertemu dan dan menghabiskan quality time bersama. dan itu tidak bisa diganggu gugat. Dan kami setiap hari selalu menantikan hari weekend itu.  Kami berdua sangat bahagia dengan hubungan ini.
Tidak terasa hubungan kami sudah berjalan hampir kurang lebih 7 tahun mulai saat kami KKN dulu sampai sekarang. Saat kami bertemu untuk saling melepas rindu, gue dan Rendra selalu membuat rencana dan menyusun masa depan kami berdua. Mulai dari setelah nikah kami mau tinggal dimana, punya anak berapa, nikah dimana,… tapi ada satu hal yang gue tanyakan pada Rendra, pertanyaan yang tiba – tiba membuat dia sedih kalo gue Tanya tentang hal itu ke dia tentang perbedaan yang ada diantara kami, Gue dan Rendra sebenarnya menjalani hubungan ini sangat enjoy tapi serius, Cuma ada satu hal yang masih menjadi halangan kami untuk dapat bersatu, yaitu keyakinan kami, dan perbedaan lainnya, Rendra keturunan Chinesee dan Gue yang Javanesse
Selama 7 tahun hubungan kami berlangsung kami sebenarnya sadar bahwa ada dinding pemisah antara kami, yang sangat sulit ditembus dalam hubungan kami. Tapi gue dan Rendra terbutakan dan terhanyut akan cinta kami, cinta yang sebenarnya semu. Aku dan rendra sangat berpegang teguh dengan keyakinan kami masing - masing. Tapi lama – kelamaan gue mulai bimbang dan merasa galau, memikirkan hubungan gue dan rendra, hubungan yang mau dibawa kearah mana, yang masih belum jelas, bagai kapal yang terombang – ambing oleh badai di tengah lautan tanpa arah dan tujuan.
Sebenarnya gue juga sudah akrab dengan keluarga Rendra, begitupun juga Rendra. Saat lebaran idul fitri datang, Rendra pun berkunjung ke rumah gue untuk silaturahmi dan merayakan bersama keluarga gue. begitu juga dengan gue saat moment Natal tiba gue selalu bertandang ke rumah Rendra untuk merayakan Natal bersama, Keluarga Rendra pun sangat menerima dan menyambut saya dengan senang hati, meskipun tau bahwa kami berbeda keyakinan.
Gue terus mendapat tekanan dari keluarga terutama Ayah Gue, beliau ingin gue segera menikah, karena mengingat umur gue yang hampir memasuki kepala tiga. Ayah gue mempertanyakan kelanjutan hubungan gue dengan Rendra., gue pun beranikan diri untuk menanyakan hal ini kepada Rendra lagi, gue katakan pada dia bahwa Ayah gue menunggu kepastian dari hubungan kita. Dan gue pun katakan pada Rendra bahwa Ayah gue akan merestui hubungan kita jika Rendra berpindah agama mengikuti keyakinan yang gue anut, tapi dia Rendra pun tidak memberi keputusan apapun terkait hal tersebut, dia masih berpegang teguh terhadap keyakinan dia. Begitupun juga dengan gue yang juga masih berpegang teguh dengan keyakinan gue. Bagi gue pantang berpindah agama, dan juga mengorbankan keimanan gue.`  
Saat itu juga, gue mulai menyadari, jika Rendra mencintai dan menyayangi gue, harusnya dia mau berkorban demi hubungan kami, nyatanya dia menyerah dan tidak ingin berjuang mempertahankan hubungan kami, lalu apa yang terlintas di benaknya selama 7 tahun hubungan kami, gue nggak habis piker, gue selalu dijanjikan dengan janji – janji manis dia katanya dia ingin menghabiskan sisa hidup dengan gue dan menikahi gue, nyatanya..
Gue mulai sangat stress dan frustrasi, gimana pacar yang gue cintai selama ini, yang sangat gue sayang selama 7 tahun ini ternyata dia bukan lelaki sejati, dia nyerah dan tidak mau memperjuangkan lagi, sejak saat itu gue mulai memikirkan nasib masa depan gue, gue nggak mungkin harus menunggu lagi kepastian dari Rendra, karena gue rasa cukup waktu sabar dan menunggu untuk hubungan kami, mendengar hal tersebut Ayah saya langsung menyuruh gue untuk memutuskan hubungan gue dengan Rendra, dengan sangat berat hati dan perasaan luka yang mendalam saya pun dengan Rendra akhirnya memilih untuk mengakhiri hubungan kami. Dan memilih jalan  masing – masing. Hari dimana Sejak saya putus dengan nya saya sangat galau dan sedih, 7 tahun kebersamaan kami, 7 tahun waktu yang saya habiskan dengannya yang berakhir sangat menyedihkan dan sia – sia, yang tidak sesuai dengan harapan gue… gue sangat hampir stress dan frustasi dengan keadaaan gue.. dimana gue harus berpisah dengan orang yang mengisi relung hati dan hari - hari gue selama 7 tahun. Berpisah dengan orang yang sangat gue cintai.
Gue berusaha untuk kuat dan tegar dan melanjutkan hidup gue, setelah gue putus dengannya, gue lebih sering memilih dan menyendiri,  mencari ketenangan untuk diri gue, gue semakin mendekatkan diri kepada sang pemberi kehidupan, gue mengadu dan mencurahkan segala masalah yang ada di hidup gue. gue sadar mungkin ini Jalan Terbaik yang diputuskan Allah untuk hubungan Gue sama Rendra,Allah nggak ingin gue semakin tersesat dan hilang arah, Allah masih menyayangi gue, Gue sadar selama ini gue kurang mengingatnya dan beribadah kepadaNya, sejak saat putus itu gue semakin ingin mengenal sang Pencipta mencari ketenangan dan ketentraman untuk hati dan batin gue.
 Karena dinding tersebut tidak akan pernah bisa ditembus dan bersatu, gue berusaha untuk bangkit dan melupakan Rendra, jujur itu tidak mudah tetap masih ada luka di hati gue. gue berusaha menjalai hari – hari gue dengan normal kembali, namun setelah gue berpisah selama 9 bulan, yang membuat kaget dan bahkan tidak percaya setelah 2 bulan kami putus, dia sudah punya tambatan hati baru, gue ngak habis pikir sama Rendra, betapa mudahnya dia melupakan gue dan langsung punya pengganti gue. Disaat gue rasa sakit itu masih begitu menusuk dan masih sulit untuk pudar, semakin tersadar apa selama 7 tahun hubungan kami dulu dia nggak benar – benar cinta sama gue, mulai saat itu gue sangat bersyukur kepada Allah karena telah memisahkan gue dengan Rendra.
Alhamdulillah hidayah Allah datang kepada gue,  sekarang gue memutuskan untuk berhijrah dengan memutuskan untuk mengenakan hijab, tidak berpakaian seperti dulu lagi, yang tidak menutup aurat, gue ingin mendalami dan menjalankan apa yang diperintahkan Allah oleh umatnya, gue ingin menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadi wanita shalihah. Karena hanya Allah yang Maha Mengetahui mana yang terbaik untuk hambaNya, hanya dia sang pemilik scenario kehidupan. Ada hikmah yang luar biasa yang gue dapatkan selepas masalah itu.
Gue berharap suatu saat dipertemukan dengan jodoh terbaik gue, jodoh yang sholeh, membimbing gue kearah jalan yang benar, jalan ketaatan dan selalu mengingatkan tentang sang Pencipta. Yang sama – sama berusaha untuk berhijrah menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Gue yang kita jika ada seseorang yang Allah persiapkan untuk bersama saya kelak, Jodoh terbaik dari Allah… Aamiin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar